Kamis, 14 Februari 2008

Hati Sang Ibu

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja yang memerintah sangat mencintai rakyatnya. Dia menjalankan pemerintahan dengan bijaksana dan selalu mengharapkan semua rakyatnya hidup dalam damai dan bahagia.

Suatu ketika, raja merasa risau hati nya karena mendengar ada seorang ibu di kerajaannya yang tidak bahagia. Si ibu tua ini telah bertahun-tahun tidak perna tertawa. Kehidupannya hanya di lewati dengan bermuram durja di sertai kecemasan yang selalu menghiasi raut mukanya. Meski telah di coba dengan berbagai macam cara, tetap saja tidak ada yang bisa membuat sang ibu tua itu tertawa.

Ibu tua itu mempunyai dua orang anak. Keduanya adalah saudagar yang sukses. Yang sulung adalah saudagar payung. Sedangkan yang bungsu adalah saudagar sepatu. Bila musim hujan tiba, ibu tua khawatir dagangan sepatu si bungsu tidak laku. Sebaliknya , bila musim panas tiba, si ibu mengkhawatirkan dagangan payung si sulung tidak laku. Itulah yang membuat hidup si ibu selalu di liputi dengan kekhawatiran dan kecemasan sehingga dia tidak bisa gembira dan tertawa.

Mendengar keadaan ini, sang raja memanggil para menterinya untuk membantu kesulitan sang ibu. Kata sang raja kepada bawahannya, " siapa saja yang bisa membuat si ibu tertawa, akan di sediakan hadiah khusus dari raja. "

Seorang menteri yang terkenal periang segera mengajukan dirinya dan menyanggupi membuat si ibu tertawa. Sang raja segera menyuruh menteri menjalankan misinya. Menteri itu di pertemukan dengan ibu tua tersebut. Lantas,si menteri maju kedepan si ibu tua. Setelah memperkenalkan diri dengan wajah ceria dan senyum ramah, dia berbisik-bisik di telinga si ibu. Ajaib,setelah mendengar bisikan si menteri,raut muka si ibu berubah ceria perlahan mulai tersenyum,bahkan kemudian tertawa-tawa kecil dengan gembira.

Sang raja dan semua yang hadir disitu keheranan dan penasaran bertanya-tanya, apa gerangan kata-kata yang di bisikkan si menteri. Si menteri menjawab, "Sangat sederhana Baginda, Saya cuma bilang,saat musim hujan tiba, ingatlah dagangan payung si sulung yang bakal laku keras. Bayangkan keuntungan dan kebahagiaan si sulung dan keluarganya di musim hujan. Kemudian, jika saat kemarau tiba, cobalah ingat dagangan sepatu anak bungsunya yang pasti laku keras, dimana saat itu tentu si bungsu tengah menghitung setiap sen keuntungan yang masuk ke kantong nya. Saya juga menasehatinya,agar jangan berpikir yang tidak laku,tetapi berpikirlah yang laku saja. Pikirlah sisi yang membahagiakan. Tuhan pasti selalu menyayangi umatnya yang mau bersyukur dan mau menghargai rejeki yang di limpahkan oleh-Nya. " Raja senang sekali melihat tawa bahagia si ibu tua dan segera memberi hadiah kepada menterinya. " Terima kasih baginda, Sungguh hambah tidak mengharapkan hadiah ini, Justru hamba merasa bahagia dan bersyukur telah menjadi pembantu baginda raja yang bijak dan perhatian kepada rakyatnya. Semoga baginda senantiasa di beri kesehatan dan umur panjang oleh Yang Maha Kuasa," ucap si menteri sambil menerima hadiah dengan penuh senyum dari sang raja.


Pembaca yang berbahagia

Manusia memang kadang-kadang hanya melihat keadaan dari sisi yang negatif dan yang merugikan saja. Akibatnya manusia menjadi korban dari cara pandang yang sempit dan dangkal. Segala sesuatu yang dipandang megatif itu akan mempengaruhi pola pikir sehingga yang negatif menutupi hasil lain yang lebih positif.

Kadang saat kita gagal kita lupa bahwa kita perna berhasil. Hal inilah yang seringkali melemahkan mental kita, kadang membuat kita tak bersemangat dalam hidup. Akibatnya,masalah yang terkesan sepele menjadi terasa sangat berat. Kesalahan kecil yang seharusnya bisa segera di perbaiki,justru menjadi berlarur-larut. Jika itu yang terjadi,semangat luar biasa yang seharusnya bisa membangkitkan diri, kita bisa tenggelam oleh pandangan yang salah tentang kehidupan ini.

Karena itu, kita perlu mengubah pola pikir kita. Kita harus melihat dari berbagai sisi kehidupan. Bahwa roda kehidupan selalu berputar. Saat mengalami masalah atau kegagalan,kita perlu mengingat masa dimana kita perna membangkitkan diri kita dari keterpurukan mental.

Bila kita mampu melihat sisi yang positif dari setiap situasi yang muncul,semua yang tadinya gelap bisa menjadi terang. Yang tadinya negatif akan berubah menjadi positif. Perasaan yang cemas gelisah akan berubah menjadi sesuatu yang mengembirakan. Sesungguhnya,dalam menghadapi semua situasi yang berubah terus menerus,selama kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapi semua itu,niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.


Nb : Setiap menghadapi situasi yang berubah terus menerus,selama kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapinya,niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar: